GRAFFITI antara seni dan vandalisme
ANTARA SENI DAN VANDALISME
Seni adalah satu bentuk ekspresi kreatif siapa saja. Seni juga sangat
sulit diartikan atau dinilai. Setiap individu, baik seniman ataupun
penikmat seni itu sendiri, bisa membuat satu parameter untuk menentukan
nilai dan artian dari sebuah kaya seni. Ini juga menjadi alasan kalau
kebebasan itu adalah tuhan dari seni itu sendiri.
Kalau diperhatikan memang sedikit berbeda sih bentuk dari coretan cat
semprot yg dihasilkan oleh pelaku graffiti yg bermotifasi untuk
memperkenalkan identitas pribadi ataupun golongannya, dgn pelaku yg
melakukan graffiti sebagai media propaganda atau kritik atas suatu
kondisi sosial yg ada misalnya. Umumnya pelaku graffiti yg menjadikan
graffiti sebagai media perlawanan dan penyadaran, dlm graffitinya selalu
meninggalkan pesan-pesan bagi orang yg melihatnya, sehinnga hasil dari
coretan tersebut pun bukan sekedar kata-kata atau tulisan doang.
Biasanya lebih banyak menampilkan gambar-gambar, yg kemudian diolah
sedemikian rupa, sehingga terlihat sebagai sebuah ekspresi kreatif.
Vandalisme adalah satu stigma yg sering diungkapkan orang terhadap
pelaku graffiti maupun graffiti itu sendiri. Pada dasarnya sih,
vandalisme sendiri merujuk pada perusakan atas barang milik orang lain
termasuk juga barang yg diperuntukan untuk kepentingan publik. Tapi
vandalisme juga punya aspek emosi dalam melakukannya. Geram dan kesal
atau bahkan hanya sekedar untuk melepaskan kebosanan semata, biasanya
jadi motif vandalisme. Memang jelas, ketika merusak kepentingan publik
dgn muatan emosi sebagai satu motifasinya, maka bisa kita katakan itu
bagian dari bentuk vandalisme. Berbeda dgn graffiti yg mekjadi bagian
dari seni, yg lebih menekankan pada unsur penyampaian pesan dan
kebebasan berekspresi.
Dan akhirnya, nggak sedikit orang yg masih menganggap graffiri sebagai
sebuah perilaku vandalisme, hanya karena media yg digunakan adalah
sarana publik. Namun juga banyak orang yg melihat graffiti merupakan
sebuah bentuk ekspresi seni, yg jauh lebih baik ketimbang
dinding-dinding dipenuhi dgn pesan-pesan komersial. Dan sekali lagi,
graffiti juga patut kuta hargai sebagai karya seni. Dan perbedaan ini
mungkin menjadi pembenaran bahwa graffiri merupakan sebuah kontroversi.